Biologi

Entri Populer

Sabtu, 14 September 2013

Isolasi Khamir dan Kapang dari Buah dan Tanah



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LANJUT
“ ISOLASI KHAMIR DAN KAPANG DARI TANAH & BUAH “







Oleh :
Irfan Hidayatulloh
1211702039








JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013

1.      Pendahuluan
a.      Tujuan
-          Melakukan isolasi kapang penghasil asam sitrat dan khamir dari buah-buahan busuk dan tanah
-          Menghitung jumlah mikroba pada sampel buah dan tanah
b.      Dasar Teori
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relatif cepat. Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan (Winarni, 2007)
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau        organ-organ penggerak lainnya  (Coyne, 1999)
Kapang memiliki tubuh atau talus terdiri dari 2 bagian yaitu miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Syamsuri, 2004)
Untuk mendapatkan kapang yang sesuai dengan keinginan diperlukan isolasi. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Di udara, tanah dan air pun dihuni kumpulan mikroorganisme (Pelczar, 2005).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan dan pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Untuk mendapatkan biakan murni dari miselium jamur maka harus dilakukan isolasi dari jaringan atau spora atau mendapatkan subkultur biakan murnoi yang telah ada (Suradji, 2006).
Sedangkan menurut Pelczar (2005) isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan.
Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macam metode isolasi tersebut diantaranya :
v  Isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop.
v  Isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung. 3.
v  Isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung.
v  Isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel
v  Campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.                 (Dwidjoseputro, 2003).
Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman untuk pemberi rasa asam, antioksidan dan pengemulsi. Selain itu, juga digunakan dalam industri farmasi, kosmetik dan deterjen. Dalam industri kimia digunakan sebagai antibuih dan bahan pelunak (Rahman, 1992).
Menurut Mangunwidjaja dan Suryani (1994) asam sitrat merupakan metabolik primer, seperti halnya pertumbuhan mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dalam fermentasi dibatasi oleh ketersediaan beberapa unsur seperti P, Mn, dan Zn. Peranan ion logam dalam proses ini belum diketahui secara menyeluruh. Jika pH lebih tinggi dari 2,0 akan menyebabkan pembentukan asam-asam oksalat dan glukonat dalam jumlah yang banyak. Karenanya pengendalian kondisi proses secara cermat merupakan prasyarat untuk mempertahankan keteraturan metabolik dan mendukung pembentukan asam sitrat yang lebih banyak.
Pada tanaman, terutama buah-buahan dapat dihasilkan asam sitrat. Asam sitrat tersebut merupakan senyawa alami . Namun pada tahun 1893 ditemukan bahwa asam sitrat dapat dihasilkan oleh jenis-jenis fungi yang berfilamen. Dengan adanya peningkatan kebutuhan sebesar 10.400 ton produksi asam sitart dunia, sekitar 80% diproduksi melalui proses fermentasi dengan menggunakan Aspergillus niger (Rahman, 1992).
Banyak penelitian dilakukan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi, seperti penelitian dengan menggunakan stock culture Aspergillus niger dengan menggunakan tower reaktor pada yeast yang diisolasikan             (Viegas, 2002).
Pembentukan asam sitrat secara fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh pada komposisi medium, baik komponen makro maupun trace element yang dapat mempengaruhi proses ekskresia asam sitrat oleh mikroba. Akumulasi asam sitrat dapat terjadi apabila medium fermentasi kekurangan satu atau lebih unsure nutrien penting, antara lain dengan cara membatasi konsentrasi salah satu unsur dari P, Mn, Fe dan Zn (Crueger, 1984).
2.      Metode
a.      Alat dan Bahan
Alat
Jumlah
Fungsi
Mikropipet
2 buah
Mengambil larutan
Bunsen
3 buah
Meminimalisir kontaminasi
Cawan petri
3 buah
Tempat isolasi kapang dan khamir
Pisau
1 buah
Memotong buah-buahan
Tabung reaksi
6 buah
Tempat pengenceran bertingkat
Rak tabung
1 buah
Menyimpan tabung reaksi
Vortex
1 buah
Menghomogenkan larutan

Bahan
Jumlah
Fungsi
Tanah
1 gram
Digunakan untuk pengenceran
Jeruk
Secukupnya
Media penghasil kapang/khamir
Tomat
Secukupnya
Media penghasil kapang/khamir
Alkohol 70%
Secukupnya
Menjaga sterilitas
Media PDA
Secukupnya
Media pertumbuhan mikroorganisme
Larutan garam fisiologis
9 ml
Sebagai pelarut

b.      Cara Kerja
Isolasi dari Sampel Tanah
1 gram tanah
 
                                                                            







Disuspensikan dengan 9 ml larutan fisiologis
 

 


                                               






Suspensi
 



 





Suspensi encer
 
Diinkubasi pada suhu 30°C selama 2-5 hari
 
Disebar pada cawan petri dengan media PDA
 
                                        








 








                                             





Isolat murni
 





Hasil
 
 










            Isolasi dari Buah-buahan Busuk dengan Metode Tanam Langsung
Potongan buah
 
Dipotong-potong dengan ukuran 1x1x1 cm3
 
Sampel buah
 
           
























Dimasukkan kedalam cawan petri bermedia PDA
 







Isolat murni
 



Disimpan pada media agar miring PDA, tentukan genus kapang
 





Hasil
 
 



















3.      Hasil
Perhitungan Jumlah Mikroba
CPU =  × jumlah mikoba
Keterangan :    <  30 tidak dihitung
>300 tidak dihitung

Sampel Tanah
10-1      = Banyak (tidak dihitung)
10-2      = 40
                        =   × 40 =  40 × 102
                        =  4 × 103
10-3      = 30
                        =  × 30 = 30 × 103
                       = 3 × 104
10-4      = 31
=  × 31= 31 × 104
                        = 3,1 × 105
10-5      = 176
=  × 176 = 176 × 105
                        = 1,76 × 107
10-6        = 47
 =  × 47 = 47 × 106
                         = 4,7 × 107

Sampel Buah 
Sampel
Jumlah Koloni
Penampakan koloni
Tomat busuk
2
Koloni berwarna putih, terdapat hifa
Jeruk busuk
35
Koloni berwarna putih, terdapat hifa


Isolat dari Buah-buahan
Isolat dari Tanah





                       Gambar
Keterangan


Aspergillus niger di vortex dengan aquades 5 ml



Kapang di sebar pada cawan petri


Cawan petri diberi silk



Setiap cawan diberi tanda garis untuk empat kuadran



Sampel buah dipotong-potong ukuran 1x1x1 cm3



Dimasukkan kedalam cawan petri



Cawan petri diberi silk

4.      Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengisolasi kapang dan khamir dari tanah dan buah serta menghitung jumlah mikrobanya. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan dan pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Untuk mendapatkan biakan murni dari miselium jamur maka harus dilakukan isolasi dari jaringan atau spora atau mendapatkan subkultur biakan murnoi yang telah ada.
Metode yang dilakukan adalah metode pengenceran dengan sampel tanah sebanyak 1 gram. Teknik dilusi (pengenceran) sangat penting di dalam analisis mikrobiologi, karena hampir semua metode perhitungan jumlah sel mikroba diawali teknik ini. Teknik dilusi dilakukan untuk benar-benar mendapatkan koloni tunggal (Rachdie, 2008). Namun berdasarkan praktikum, jumlah sel mikroba yang didapatkan tidak sesuai literatur. Selain itu jika menurut literatur, teknik pengenceran akan mendapatkan koloni tunggal, ternyata yang didapatkan koloni semakin banyak dan terdiri dari beberapa spesies, diantaranya Aspergillus niger dan Sacharomyces cerevisae. Miselium terdiri dari hifa yang bercabang-cabang dan bersekat, berwarna terang atau tidak berwarna, sebagian kedalam dan sebagian keluar. Sel kaki kadang didalam medium dan kadang diluar, lebih besar dari bagian lain serta berdinding lebih tebal. Dari sel kaki timbul batang konidiafor yang tumbuh tegak lurus. Apeks atau ujung sebelah atas membentuk visikel yang membesar dan ditumbuhi sterigmata primer dan sekunder, serta menghasilkan konidia yang terbentuk oleh pemanjangan atau pembelahan sel sterigmata (Prescott, 1934).
Sedangkan untuk sampel yang menggunakan buah-buahan busuk, hasil yang diperoleh tidak jauh beda dengan sampel tanah. Setelah diinkubasi selama 5 hari setiap cawan memiliki jumlah yang berbeda. Cawan petri dengan sampel tomat memiliki jumlah mikroba 2, sedangkan untuk sampel jeruk berjumlah 35. Selain itu, dari kedua sampel pun terkena kontaminasi, selain kapang juga tumbuh khamir dan bakteri.







           
DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar Publisher.
Crueger, W dan A. Crueger. 1984. Biotechnology : A Textbook of Industrial Microbiology. USA : Siraver Ass Inc and Tech.Inc
Dwidjoseputro.2003.Dasar-dasar Microbiologi. Malang :Djambatan.
Mangunwidjaja, D. dan Suryani. 1994. Teknologi Biopress. Jakarta : Penebar Swadaya.
Pelczar, Michael J. 2008. Dasar-dasar Mirobiologi. Jakarta : UI Press.
Prescott, L.M. 2003. Microbiology. New York : Mc Graw Hill.
Rachdie. 2008. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. (http://rachdie .blogspot.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/) [Diakses pada 7 April 2013].
Suradji, Meity Sinaga. 2006. Budidaya Jamur Merang. Jakarta : Penebar Swadaya.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Viegas, R Ardietta dan M.G Andritta. 2002. Use of Tower Reactor for Continous Ethanol Production. Brazilian Journal of Chemical Engineering Volume 19.
Winarni, Endang. 2007. Biologi 3. Jakarta : Esis.